top of page
Search
  • Writer's pictureKomunikasi Klasik

Teori Pengaturan Agenda

Updated: May 24, 2018


Teori pengaturan agenda adalah teori yang menjelaskan bahwa media mengatur agenda untuk publik , mereka menyampaikan kepada orang-orang mengenai hal penting dalam jangka waktu tertentu ketika cerita disampaikan, dan implikasinya jika mereka tidak menyampaikan cerita (atau menempatkannya pada halaman bagian belakang koran), mereka mengindikasikan bahwa berita tersebut dianggap tidak penting. Teori pengaturan agenda menyatakan bahwa media memberikan pengaruh terhadap konsumennya dengan isu seperti relasi daring secara umum atau sorotan media. Penelitian pengaturan agenda dimulai dengan kepercayaan bahwa efek yang kuat dari media, namun penyempurnaan setelahnya menempatkan penerapan efek terbatas (Mc Combs, 2004). Konseptualisasi awal teori ini dialokasikan pada aneka efek terbatas karena dikenal saran bahwa media mengatakan kepada banyak orang hal yang dipikirkan, namun bukan kualitas cara berpikir kita (Cohen, 1963).




Sejarah Penelitian Pengaturan Agenda

Sejarah terhadap penelitian pengaturan agenda dapat dikonseptualisasi dalam dua tahap: (1) konseptualisasi prateori dan (2) penetapan teori.

Orang pertama yang berkontribusi pada jajaran pemikiran ini menurut James Dearing dan Everett Rogers adalah Robert E.Park. Park adalah seorang ahli sosiologi di University of Chicago (1915-1935) dan dia merupakan akademisi pertama yang mengkaji komunikasi massa. Ia membagi gagasannya mengenai penjaga gerbang media, dan ia mencatat bahwa editor-editor adalah para penjaga gerbang , karena mereka memiliki kekuasaan untuk “membunuh” cerita dan untuk mempromosikan cerita lainnya. Setelah Park, Walter Lippmann adalah penggagas awal akan tahap prateori. Walter Lippmann adalah seorang akademisi propaganda dan opini publik serta juga seorang kolumnis Koran yang sangat berpengaruh dan penasihat kepresidenan. Pada 1922, ia menulis sebuah buku berjudul Public Opinion (opini publik) , dan menurutnya kejadian-kejadian yang terjadi di dunia dibawa untuk masyarakat oleh media massa dan cara pemberitahuan kejadian-kejadian ini akan membentuk struktur dan citra-citra mengenai kejadian ini dalam pemikiran banyak orang.

Pada 1948, Harold D. Lasswell, seorang ahli politis di University of Chicago, mengontribusikan bab penting ke dalam antologi mengenai komunikasi yang telah memiliki implikasi luas untuk teori pengaturan agenda. Lasswell berbicara bahwa media massa memiliki dua fungsi yaitu fungsi pengawasan dan korelasi. Pengawasan (surveillance) adalah proses pemilik berita untuk menyaring informasi yang ada di dalam lingkungan dan memutuskan kejadian mana yang dapat diperhatikan dalam berita yang diterbitkan. Korelasi (correlation) sebagai cara media mengarahkan perhatian kita kepada masalah tertentu dengan mengkomunikasikannya kepada publik dan mengambil keputusan.


Menetapkan Teori Pengaturan Agenda


Tahap ini ditandai dengan penelitian yang dipublikasikan oleh Maxwell, McCombs, dan Donald Shaw (1972), yang mengambil konsep awal tersebut dan menempatkannya pada serangkaian empiris. Penelitian penting ini diperhatikan oleh public dan agenda media selama pemilihan presiden pada 1968. Teori pengaturan agenda memusatkan perhatian pada masalah makna politis pada awalnya. Mereka tertarik menguji hipotesis dari ide para ahli. Pada penelitian ini hipotesisnya adalah hubungan timbal balik antara media dan dan agenda publik, bahwa agenda media akan dari waktu ke waktu menjadi agenda publik. Mereka mengukur agenda media dengan menghitung jumlah artikel berita, editorial, dan cerita yang didasarkan pada sembilan media massa utama yang melayani area pemilih yang belum menentukan itu tinggal. Sumber media massa ini termasuk koran, majalah, dan televisi. McCombs dan Shaw menemukan korelasi yang hampir sempurna. McCombs dan Shaw memberi nama transfer informasi yang penting antara agenda media kepada agenda publik, yaitu pengaturan agenda yang mempengaruhi komunikasi.




Framing dan Priming Media

Dalam model tersebut, realita yang mengarah pada hubungan timbal balik antara agenda media dan agenda publik kurang mendapatkan perhatian. Seringkali terlupakan bahwa framing dan priming agenda media, dan tingkat kemenonjolan (salience) isu/kejadian pada agenda publik merupakan proses tidak berujung dan tidak berpangkal. Kurang perhatian terhadap ’proses’ baik dalam bentuk agenda media maupun agenda publik, menyebabkan studi agenda setting kurang mampu menjelaskan mengapa isu-isu tertentu, yang disiarkan oleh media tertentu mempunyai pengaruh tertentu, bagi audiens tertentu.

Framing adalah sebuah proses yang mana jurnalis, reporter, editor mengemas isu/kejadian menjadi sajian yang lebih menyentuh dan lebih menarik. Priming adalah sebuah metafora, yaitu kemampuan program pemberitaan untuk memengaruhi kriteria yang dapat digunakan oleh para individu untuk menilai penampilan pemimpin politik mereka.



Asumsi-Asumsi Teori Pengaturan Agenda

· Media menetapkan agenda dan dalam melakukannya tidak hanya merefleksikan realitas, namun juga membentuk dan menyaring realita untuk publik.

· Konsentrasi media pada masalah yang mengisi agenda akan mempengaruhi agenda publik dan secara bersamaan mempengaruhi agenda pengambilan kebijakan.

· Publik dan pengambil kebijakan memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi agenda media juga.



Author : Chintia Angela M ( 170906441)

Sumber :

Richard West, L. H. (2017). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.



328 views10 comments

Recent Posts

See All

10 Comments


Astralist Victor
Astralist Victor
May 21, 2018

Mantap.... Lumayan, buat tambah pengetahuan.

Like

Komunikasi Klasik
Komunikasi Klasik
May 21, 2018

Terimakasih atas semua kritik dan saran yang diberikan. Kami akan berusaha memperbaiki blog kami .

Like

brayyindrawan
brayyindrawan
May 21, 2018

Alangkah baiknya menambahkan contoh nyata dalam bentuk berita, video atau apapun gitu sih

Like

Samuel Darius
Samuel Darius
May 21, 2018

Terima Kasih atas informasinya, dari artikel ini setidaknya saya mempelajari bahwa media baik koran, televisi, radio dan lain-lain memiliki agenda yang juga mempengaruhi agenda kita sebagai konsumen, dan interpretasi kita terhadap suatu masalah yang diangkat ke media. Menurut saya hal ini menjadikan media berperan sangat penting dalam membentuk opini publik, walau demikian agenda media juga dipengaruhi oleh agenda media yang lain dan para pengambil keputusan seperti pemerintah.

Hal ini menjadikan media memiliki tanggung jawab moral yang sangat besar untuk kemajuan suatu peradaban dan bangsa, penggunaan media secara baik dan benar juga sangat berpengaruh, sehingga kita sebagai konsumen juga diharapkan bijak dalam mengkonsumsi segala informasi dan berita yang disajikan oleh media.


Artikelnya tentu sangat menarik, namun jika saya boleh memberi saran…

Like

ivan lim
ivan lim
May 20, 2018

akhirnya ada juga teori yang mendukung bahwa media merupakan hal yang sangat berpengaruh. Terima kasih

Like
bottom of page